Mungkin dari
kita belum banyak yang mengenal siapa itu pak Houtman Zainal Arifin, beliau
adalah Vice President di Citibank Indonesia, kemudian apakah istimewanya ? kamu
harus tahu titik balik perjuangan beliau, dibalik jabatan tertinggi di Citibank
Indonesia itu tersimpan perjuangan yang sangat luar biasa untuk meraihnya.
Beliau hanyalah lulusan SMA, dengan bermodal ijazah SMA dan keinginan yang kuat
akhirnya beliau berangkat ke ibukota, beliau tidak mempunyai kemampuan bahkan
pengalaman sebagai pempimpin lalu mengapa bisa menjadi Vice President di
Citibank Indonesia ? pasti pembaca sangat penasaran dan difikiran pun hampir
mustahil karena cerita ini seperti cerita disinetron yang apa saja bisa
terjadi, namun ini kenyataan, berikut cerita singkat perjuangan hidup beliau
yang merupakan sosok yang sangat gigih dalam mencapai impiannya.
Houtman Zainal
Arifin dilahirkan pada tanggal 27 Juli 1950 di Kediri Jawa Timur. Houtman yang
saat itu lulusan SMA mencoba peruntungan di Ibukota dan berharap setidaknya
bisa memperoleh pekerjaan yang layak dan bisa mempermudah kehidupannya. Namun
bayangan manis ibukota ternyata berbeda dengan kenyataan, dengan hanya lulusan
SMA ia kesulitan dalam mencari pekerjaan dan harus menghadapi hidup yang sulit
dan keras, akhirnya menjadi pedagang asonganpun jadi pilihannya, dengan
berjalan disetiap sisi jalan dan lampu merah bersama terik matahari sudah jadi
makanan sehari-hari. Suatu hari ketika ia sedang beristirahat disisi jembatan,
ia melihat mobil-mobil mewah, berpendingin dengan orang-orang necis keluar dari
mobil itu, sejak itu ia mempunyai tekad bulat untuk bisa seperti mereka.
Dengan tekad
bulat itu Houtman muda segera membuat lamaran pekerjaan untuk dikirimkannya
disetiap gedung perkantoran yang ada, sedikit rupiah disisihkannya dari hasil
menjajakan asongan untuk membiayai lamaran pekerjaan yang ia kirim. Pada suatu
hari Houtman
mendapat panggilan kerja dari perusahaan terkemuda di dunia yaitu The First Nasional City Bank (Citibank), sebuah bank yang terkenal asal USA. Houtman diterima sebagai OB atau office boy. Namun pekerjaan itu dijalani dengan tekun dan ikhlas, Houtman muda pun berinisiatif dengan membantu staff dan karyawan di perusahaan tersebut dan tak segan-segan untuk bertanya tentang hal-hal mengenai perbankan, para karyawan pun agak merasa aneh dengan sifat houtman yang punya rasa ingin tahu sangat tinggi bahkan teman OB nya bilang kalau jadi OB ya OB saja, namun perkataan semua itu hanya dibalas dengan senyuman. Skill tentang perbankan Houtmanpun semakin bertambah kian hari sehingga ia mulai mengenal dan mengerti istilah-istilah dalam bank seperti kliring, Letter of Credit, Bank Garansi, Transfer, dan lain sebagainya.
mendapat panggilan kerja dari perusahaan terkemuda di dunia yaitu The First Nasional City Bank (Citibank), sebuah bank yang terkenal asal USA. Houtman diterima sebagai OB atau office boy. Namun pekerjaan itu dijalani dengan tekun dan ikhlas, Houtman muda pun berinisiatif dengan membantu staff dan karyawan di perusahaan tersebut dan tak segan-segan untuk bertanya tentang hal-hal mengenai perbankan, para karyawan pun agak merasa aneh dengan sifat houtman yang punya rasa ingin tahu sangat tinggi bahkan teman OB nya bilang kalau jadi OB ya OB saja, namun perkataan semua itu hanya dibalas dengan senyuman. Skill tentang perbankan Houtmanpun semakin bertambah kian hari sehingga ia mulai mengenal dan mengerti istilah-istilah dalam bank seperti kliring, Letter of Credit, Bank Garansi, Transfer, dan lain sebagainya.
Saat itu ada
mesin yang mampu memperbanyak dokumen bernama mesin fotocopy, di perusahaan
tersebut sudah ada 1 buah mesin fotocopy
yang saat itu belum dimiliki oleh kantor-kantor lain, dan hanya satu orang yang
mengoperasikannya, disela-sela tugasnya sebagai OB, Houtman minta diajari cara mengoperasikan
mesin fotocopy tersebut dan benar saja suatu hari saat orang yang mengoperasikannya
sakit, Houtman lah yang menggantikannya karena hanya dia yang bisa
mengoperasikannya dan sejak saat itu ia naik pangkat menjadi tukang fotocopy.
Naiknya jabatan tidak membuatnya berpuas diri, masih banyak jalan yang harus
dilalui untuk mewujudkan mimpi saat jadi pedagang asongan, disamping
pekerjaannya Houtman sering menawarkan diri pada karyawan lainnya untuk
membantu pekerjaan yang lebih rumit dan sulit semata-mata hanya untuk
memperoleh pengetahuan lebih dari para karyawan. Akhirnya Houtman diberi tugas
seperti membubuhkan stempel pada Cek, Bilyet Giro dan dokumen lainnya pada
kolom tertentu yang saat itu harus pas tidak boleh melenceng sedikitpun, dari
itu semua akhirnya Houtman memperoleh banyak ilmu dan cepat menguasai
teknis-teknis perbankan dalam pekerjaan sampingan tersebut, Houtmanpun makin
terkenal dikalangan karyawan, dan para karyawan tidak segan untuk membagi ilmu
kepadanya, berkat prestasi dan kemampuannya akhirnya ia diangkat sebagai
karyawan. Banyak cibiran karena Houtman diangkat sebagai karyawan namun ia
tetap ringan tangan mau membantu karyawan lain, Houtman menjabat tidak lama
karena karirnya melesat bak anak panah. Ia diangkat menjadi Vice President
Citibank di Indonesia, sungguh sangat mengejutkan seorang OB karena dengan rasa
ingin belajar yang tinggi dan sifat yang rendah hati akhirnya impiannya pun
tercapai. Dan dari itu semuapun Houtman tetap ingin belajar banyak hal lagi dan
tetap menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.
Sampai saat
ini belum ada yang mampu mengalahkan rekor Houtman dalam berkarir, seorang
lulusan SMA yang bekerja sebagai OB mampu pensiun dengan jabatan penting yang
pernah diembannya, seperti ia pernah menjadi staf ahli Citibank Asia Pasifik,
menjadi penasehat keuangan salah satu Gubernur, menjabat CEO diberbagai
perusahaan dan menjadi inspirator bagi banyak orang. Houtman pun sering
diundang di berbagai seminar sebagai pembicara dengan berbagai pengalaman
sehingga banyak orang terinspirasi oleh kisah hidupnya. Akhirnya Houtman
benar-benar telah berhasil mewujudkan impiannya sewaktu muda dulu, kini ia bisa
kemana-mana menaiki mobil mewah, memakai baju bagus dan banyak uang.
Houtman Zainal Arifin sang inspirator ini dipanggil Sang Khalik pada
tanggal 20 Desember 2012 pukul 14.20. Jenazahnya disemayamkan di Jln. H. Buang
33 Ulujami Kebayoran Lama, Jakarta. Selamat jalan Pak Houtman semoga segala
amal baikmu bisa mengiringimu dengan tenang dan semua perjalanan hidupmu bisa
menjadi pelajaran bagi semua orang. Amin
Bagaimana teman-teman ? Sangat menginspirasi kan kisahnya, kita yang selalu
mengeluh dan selalu memimpikan banyak hal namun hanya semangat di ujung awalnya
saja. Dengan perjalanan sukses pak Houtman kita bisa mengambil banyak
pelajaran, kita harus lebih bersemangat dalam mencapai impian kita, yakin Tuhan
akan mempermudah hidup kita jika kita mau berusaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar