Negara Indonesia saat ini sedang mengalami krisis energi,
namun belum banyak masyrakat yang peduli akan masalah besar Indonesia saat ini.
Bahan bakar fosil masih menjadi kebutuhan primer bagi sebagian besar masyarakat
Indonesia, Industri-industri bahan bakar fosilpun semakin meningkat. Bahan
bakar fosil masih menjadi primadona seperti minyak, gas, dan batubara yang
ketersediaannya makin menipis terbukti dengan minyak bumi di Indonesia yang
sudah impor sejak 2007. Namun belum banyak yang menyadari dampak dari
penggunaan bahan bakar fosil yaitu dengan dikeluarkannya gas emisi CO2 yang
menyebabkan efek rumah kaca sehingga udara menjadi semakin panas.
Untuk mengatasi bahan bakar fosil yang semakin menipis
serta mengurangi efek gas rumah kaca dari bahan bakar fosil Tenaga Nuklir
menjadi pilihan utama. Di Negara-negara di Dunia PLTN telah berdistribusi
mengalirkan listrik sebesar 16% diseluruh dunia seperti negara-negara
lithuania, Prancis, Slovakia, Ukraina, dan Jepang yang telah memanfaatkan
Nuklir untuk mengatasi pendistribusian listrik diseluruh wilayahnya. Sudah
saatnya tenaga Nuklir dimanfaatkan di Indonesia, rencana pembangunan PLTN sudah
berlangsung sejak tahun 1800-an dan saat ini rencanannya akan dibangun di
Jepara, Banten, dan Bangka belitung. Banyak fikiran negatif yang tidak benar
tentang PLTN yang mengakibatkan terhambatnya pembangunan PLTN di Indonesia hingga
saat ini. Mari kita mengenal lebih jauh tentang PLTN.
Tenaga nuklir mempunyai bahan bakar yang berasal dari
mineral radioaktif berupa uranium dan plutonium yang terdapat pada lapisan
kulit bumi. Sebelum digunakan, Uranium murni akan diperkaya lalu mulai dibentuk
menjadi bahan logam dan disudut menjadi bahan bakar nukir. Bahan bakar uranium
sangat penting dalam mengaktifkan reaktor. Reaktor nuklir terdiri dari :
1. Batang kendali yang
berfungsi mengendalikan reaksi nuklir
2. Air pendingin yang
berfungsi mendinginkan reaktor dan mentransfer panas yang kemudian dikonversi
menjadi energi gerak.
PLTN terdiri dari
bangunan yang didalamnya terdapat reaktor yang disebut Nuklir Iron serta
bangunan yang didalamnya terdapat generator untuk pendidtribusian listrik.
Cara kerja PLTN sendiri adalah dimulai dari reaksi fisi
dalam reaktor yaitu dengan menembakkan neutron ke inti uranium yang akan
menghasilkan reaksi berantai. Hasil dari reaksi ini adalah energi panas yang
digunakan untuk mendidihkan air dan menghasilkan uap, uap panas akan dialirkan
ke turbin sehingga akan mengaktifkan generator dan mengkonversi menjadi listrik.
Uap panas hasil kerja PLTN tidak dibuang keudara melainkan dikondensasikan
menjadi air yang bisa digunakan sebagai air pendingin, air pendinginpun bisa
bersumber dari sungai atau laut sehingga PLTN tidak membuang emisi gas CO2 ke
udara. Jika sudah digunakan, bahan bakar uranium akan diganti dengan yang baru,
bahan bakar bekas disimpan dalam suatu reaktor agar aktivitas radioaktivitasnya
menurun, setelah beberapa tahun, bahan bakar bekas dapat disimpan atau didaur
ulang menjadi bahan bakar baru.
Dalam mengantisipasi keluarnya zat radioaktif dari dalam
reaktor, PLTN menggunakan sistem pertahanan yang berlapis-lapis
1. Bahan bakar yang
berbentuk padat dan bersifat logam
2. Kelongsong bahan
bakar
3. Sistem pendinginan
primer
4. Bejana reaktor
5. Bangunan reaktor
yang terbuat dari beton besar
Dari penjelasan diatas
dapat disimpulkan bahwa PLTN merupakan Energi yang ramah lingkungan, dapat
menghasilkan listrik dalam kapasitas besar, dapat digunakan untuk jangka
panjang, serta efisien dalam penggunaan bahan bakar. Sudah saatnya Indonesia
beralih ke energi nuklir untuk mengatasi krisis energi dan pemanasan global.
Sumber video (link) : https://www.youtube.com/watch?v=FHaEKi3Mdfk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar